Minggu, 29 Maret 2015

Review Film "The Shawshank Redemption"


Saat saya memutuskan untuk menonton film ini, jujur saja sebenarnya saya belum pernah mendengar sama sekali tentang film ini sebelumnya, termasuk judul filmnya, The Shawshank Redemption. Apa itu The Shawshank Redemption ? Film apa itu ? Kan males juga kalau harus merasa di-php-in di awal dengan iming-iming rating film yang tinggi banget, tetapi pas ditonton ternyata isinya standar.
Karena saya tipe penikmat film yang kalau suka sama suatu film, kalau habis nonton film itu, saya harus bisa kepikiran film tersebut selama beberapa waktu, itu berarti saya suka. Kalau habis nonton terus langsung lupa apa yang baru ditonton, yaa bisa dibilang berarti saya ga suka sama film tersebut. 

Kembali ke The Shawshank Redemption. Awal nonton film ini semuanya berawal dari rasa iseng saya untuk menemukan film yang bagus -menurut versi saya pribadi tentunya- untuk saya tonton disaat waktu luang. Saya awali dengan ngubek-ngubek si mbah yang serba tahu, Mbah Google. Film yang berisi. Yang bagus bukan hanya karena rating tinggi tetapi ternyata ceritanya dangkal dan segera terlupakan begitu selesai nonton filmnya. Saya ingin film yang benar-benar berisi dari segi kualitas cerita. Iya, saya suka banget sama film yang mengutamakan isi ceritanya. 

Akhirnya pencarian saya itu  mendarat di daftar film-film dengan rating paling bagus versi ImDb, dan The Shawshank Redemption ini pun berada pada puncak daftar tersebut, dengan rating tidak tangggung-tanggung, 9,3! Nggak main-main kan? 9,3! Sebagus apa sih film ini ? Jadi kepo juga deh saya..

Setelah ulik-ulik sedikit mengenai inti cerita dari film ini, akhirnya saya pun memutuskan, kayaknya boleh juga nih, oke akan saya tonton. Masa iya dengan rating segitu terus film ini isinya cuma tentang cerita picisan yang dicampur sedikit unsur komedi (seperti layaknya film Hollywood pada umumnya). Akhirnya penilaian saya,  rating film ini yang sampai 9,3 memang tidak salah. Film ini benar-benar sesuatu. Tanpa banyak embel-embel ina ini, ina inu, film ini berhasil menyampaikan pesannya dengan sangat sempurna lewat akting para pemainnya yang sangat mumpuni, Tim Robins sebagai Andy Dufresne, sang pemeran utama dan juga Morgan Freeman sebagai Ellis Boyd Redding alias Red. Semuanya terasa begitu nyata, bahkan latar waktu dan tempatnya pun pas!

Sampai di pertengahan film ini saya berpikir apakah  hidup menjadi seorang narapidana benar seperti itu? Apakah mereka semua yang berada di dalam penjara dihukum atas kesalahan yang benar- benar mereka perbuat? Apakah benar tidak ada kesalahan saat hakim menjatuhkan vonis? Sebanyak apakah orang tidak bersalah yang harus menjadi tumbal proses yang katanya mencari keadilan, menghabiskan waktunya bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, bahkan mengorbankan nyawa mereka atas tuduhan kejahatan yang sebenarnya tidak mereka lakukan? Lalu apakah masalah akan selesai hanya sampai disitu saja? Hanya sampai pada hidup yang berakhir di dalam sel penjara ? Jawabannya, tidak.

Setelah mereka selesai menjalani masa tahanan, apakah yang akan mereka lakukan, dan mereka hadapi di dunia luar sana? Tua. Seorang diri. Tanpa keluarga. Tanpa sanak famili. Tanpa tahu kemana kaki ini akan melangkah. Mampukah mereka? Karena sudah begitu lamanya waktu yang dihabiskan di dalam penjara, yang mungkin lebih lama dibandingkan dengan masa hidupnya sebelum masuk penjara. Saat penjara -secara mereka sadari maupun tidak- terasa begitu aman, nyaman , bagaikan rumah yang hangat, sementara berada diluar sana bagaikan berada di tempat asing yang baru pertama kali dikunjungi.

Mungkin pemikiran saya ini terlalu berlebihan bagi orang yang hanya sekedar menonton film, atau menikmati film hanya sebagai sarana melepaskan stress, atau mengalihkan pikiran sejenak dari rutinitas kehidupan di dunia nyata yang tidak begitu mengenakkan. Tapi saya selalu menyukai film-film yang bisa membuat saya berpikir. Yang bisa membuat saya bisa lebih mengerti, memaknai dan mungkin juga bisa membuat saya belajar mengenai hidup dan kehidupan. Atau paling tidak, bisa membuat saya merasakan, melihat, atau paling tidak membayangkan hal-hal yang mungkin tidak akan saya temui kalau saya tidak menonton film-film tersebut, dan The Shawshank Redemption ini adalah salah satu dari film-film tersebut. Tidak terlalu berat memang jika dibandingkan dengan film semacam The Godfather atau sejenisnya, tetapi saya suka dengan cara sang sutradara mengemas karakter-karakter pemerannya dengan begitu apik. Tidak banyak huru-hara kalau mengingat bahwa film ini berlatar kehidupan didalam penjara.

Bagi anda para penikmat film dengan cerita yang berbau kehidupan di penjara, persahabatan, harapan, kehidupan, keadilan, dan moralitas, saya sangat menyarankan untuk menonton The Shawshank Redemption ini. Dijamin tidak menyesal. Akting Tim Robins yang begitu tenang yang justru seakan tanpa ekspresi, dan iringan narasi dengan suara Morgan Freeman yang khas akan menemani anda di sepanjang film ini akan membuat anda merasa... nyaman. Kalau boleh saya bilang begitu. Pada akhir cerita, anda baru akan menyadari apa sebenarnya arti atau makna dibalik judul The Shawshank Redemption ini. So, happy watching